Siifah 1

Mengenal Islam secara Kaffah

Kuantum

Kehidupan Muslim Britania Raya

Safari LDJ

Fosif (LDJ Fisika) dan Forsis (LDJ Statistika)

Ini Beda Penyembelihan Hewan Cara Islam dan Barat

Ilustrasi Penyembelihan Cara Islam dan Cara Barat, Sumber: http://www.hidayatullah.com/
           Banyak tuduhan telah dibuat bahwa tindakan penyembelihan cara Islam merupakan tindakan tidak menghormati hewan. Namun, Profesor Schultz dan rekannya Dr Hazim melalui eksperimennya, yang menggunakan Electroencephalogram (EEG – alat yang mencatat aktivitas listrik otak) dan Electrocardiogram (EKG – alat yang mencatat gelombang listrik yang dihasilkan oleh detak jantung) bahwa: 1. Cara penyembelihan Islam merupakan metode manusiawi; dan, 2. Captive bolt stunning, yakni metode Barat berupa tembakan untuk membuat pingsan binatang (yang semestinya dimaksudkan agar tidak menimbulkan rasa sakit pada binatang saat disembelih), justru dapat menyebabkan rasa sakit parah pada hewan.
Penyembelihan ternak (halal) merupakan metode yang baik dalam menyediakan daging higienis kepada konsumen. Ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Profesor Schultz dan rekannya Dr.Hazim dari Universitas Hanover, Jerman, tentang metode penyembelihan hewan dan cara-caranya yang pantas.
      Rincian eksperimentalnya sebagai berikut. Beberapa elektroda ditanamkan di berbagai titik di kerangka semua hewan melalui operasi, serta juga diletakkan di permukaan otak. Hewan-hewan itu kemudian dipulihkan selama beberapa minggu.
      Beberapa hewan kemudian disembelih dengan cara yang cepat, dilakukan sayatan mendalam dengan pisau tajam di leher, dengan memotong vena jugularis dan arteri karotid di dua sisi, juga di trakea dan esofagus, sebagaimana metode halal. Sementara beberapa hewan lainnya menggunakan metode captive bolt stunning. EEG dan ECG kemudian digunakan pada semua hewan untuk merekam kondisi otak dan jantung saat dilakukan penyembelihan cara halal dan penembakan pemingsanan cara Barat.
     Hasil yang didapatkan dari penyembelihan cara Islam: Tiga detik pertama saat dilakukan penyembelihan Islam –yang tercatat pada EEG– tidak menunjukkan perubahan dari grafik sebelum disembelih, yang mengindikasikan bahwa hewan tersebut tidak merasa sakit selama atau beberapa saat setelah insisi. Selama 3 detik berikutnya, EEG mencatat kondisi ‘tidur nyenyak’ –tidak sadar. Hal ini disebabkan darah yang memancar keluar dari tubuh dalam jumlah besar. Setelah fase-fase selama 6 detik tersebut, EEG mencatat level nol, menunjukkan binatang tidak lagi merasakan sakit sama sekali.
      Saat pesan menuju otak (EEG) turun ke level nol, jantung masih berdebar dan tubuh masih kejang-kejang keras sebagai tindakan refleks sumsum tulang belakang, untuk mendorong darah keluar maksimal dari tubuh, sehingga daging menjadi higienis bagi konsumen.
     Untuk ini kita dapat mendalami hadist dari Al Syaddad Bin Aus r.a mengutip dari Nabi (shallallahu ‘alayhi wasallam), 
“Allah memerintahkan untuk melakukan kasih sayang kepada segala hal, maka berkasihsayanglah jika kalian membunuh dan jika kalian menyembelih.”
Sumber: http://www.hidayatullah.com/iptekes/saintek/read/2014/12/10/34767/ini-beda-penyembelihan-hewan-cara-islam-dan-barat.html

Bersama, Meningkatkan Kenyamanan Umat

Pertemuan antara Fosif  dan Ibnu Muqlah pada kegiatan Sosialisasi Mushola MIPA
Sabtu, (19/08) 13.00 di J-103 Ruang Kuliah Fisika ITS telah diadakan pertemuan antara LDJ Fisika ITS ( Fosif ) dan LDJ Matematika ITS ( Ibnu Muqlah ) yang membahas terkait perkembangan mushola MIPA yang merupakan jantung bagi umat muslim FMIPA dalam menegakkan shalat baik wajib maupun sunnah. Sejauh ini kedua LDJ tersebut yang mempunyai tanggungjawab dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna tempat tersebut.

Hal yang sangat penting dalam meningkatkan kenyamanan tersebut terkait dengan masalah dengan kebersihannya serta sarana dan prasarana yang mendukung. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan biaya yang ditanggung oleh masing-masing LDJ. Dari hasil pertemuan tersebut, direncanakan dana yang digunakan sementara berasal dari masing-masing. Sedangkan untuk kelanjutannya akan digunakan kotak amal yang dikumpulkan setiap bulannya. Dalam pelaksanaannya, tanggung jawab mushola diserahkan satu bulan sekali ( dalam kalender Masehi ) secara bergantian.

Wawasan baru dan Antusiasme Tinggi dalam Meningkatkan Skill Menulis

Pemberian Souvenir kepada pemateri ( Teguh Julianto )


Sabtu (19/09) pagi, Fosif telah mengadakan Pelatihan Media yang merupakan salah satu agenda rutinan dari Departemen Syiar. Pada kegiatan tersebut mengambil tema Jurnalistik dengan pemateri dari ketua redaksi ITS Online ( Teguh Julianto ) dan pemimpin acara oleh Rizqi Ahmad Fauzan.
Materi yang disampaikan berupa Wawasan dalam berjurnal ( seperti penggunaan kata-kata yang baik, etika dalam menulis, serta tips dalam berjurnal agar tulisan terkesan lebih baik untuk dibaca ). Pada sesi materi ini memberikan antusias yang baik dari para peserta pelatihan.
Setelah pencerdasan, kemudian para peserta diajak untuk membuat pemberitaan dalam sesi simulasi total. Berita yang dimuat berisi tentang Kota Surabaya. Setelah itu pemateri memberikan koreksi dan kritik dari berita yang disampaikan dari masing-masing peserta sehingga mereka mengetahui kekurangan dan kelebihan dari masing-masing berita yang disampaikan.
Selesainya simulasi total, pemateri mengajak untuk saling mengoreksi konten masing-masing website yang digunakan oleh media muslim yang bersifat nasional, ranah kampus, dan ranah jurusan. Pada sesi ini, beliau memberikan tips bagaimana mengolah desain sebuah website yang baik dan bagaimana mengedit sebuah pemberitaan yang baik sehingga website yang digunakan semakin optimal.

Islam dan Ilmu Pengetahuan

    Umat islam saat ini identik dengan masyarakat terbelakang dan miskin. Tercatat menurut data dunia bahwa kebanyakan negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim masih memiliki pedapatan kapita di level very low dan midle low. Hanya sebagian kecil dari negara-negara tersebut yang masuk dalam kategori midle, midle high, dan high seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
    Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pun umat islam masih jauh tertinggal umat lainnya. Publikasi ilmiah dan penerima peghargaan di bidang ilmu pengetahuan kebanyakan masih dikuasai oleh negara-negara barat. Padahal di masa kejayaannya, umat islam pernah mengalami peradaban yang paling maju di dunia disebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan. Salah satu bukti perkembangan ilmu pengetahuan di masa lalu adalah sebuah bangunan observatorium tertua di dunia yang terdapat di Uzbekistan.
    Kemunduran peradaban islam saat ini terjadi akibat kurangnya partisipasi umat islam di bidang ilmu pengetahuan. Padahal di Al-Quran dikatakan bahwa orang yang beriman dan berilmu memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah. “...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah [58]:11).
Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”. Dari hadits tersebut para ulama berpendapat bahwa hukum menuntut ilmu adalah fardhu (wajib). Hukum menuntut ilmu bisa menjadi fardhu 'ain (wajib bagi setiap orang) atau fardhu kifayah (wajib bagi sebagian orang).      
     Menuntut ilmu yang hukumnya fardhu 'ain adalah untuk ilmu yang berhubungan dengan ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan lainnya. Sedangkan hukum fardhu kiafayah adalah untuk ilmu yang berhubungan dengan urusan dunia seperti ilmu kedokteran, astronomi, geografi, dan seterusnya.Terdapat beberapa keutamaan bagi orang yang mau menuntut ilmu. Dalam sebuah hadits dikatakan:
“Barangsiapa berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga”(H.R. Muslim)
Kelebihan dari orang berilmu atas ahli ibadah dikatakan dalam hadits:
“Seperti bulan atas seluruh bintang”
Artinya cahaya (kemuliaan) dari seorang yang berilmu lebih terang dari  ratusan orang yang ahli ibadah.
        Selayaknya umat islam saat ini lebih berperan aktif dalam bidang ilmu pengetahuan. Karena dengan menguasai ilmu pengetahuan maka akan dapat menjadi modal pembangunan dan mengulang kembali kemajuan peradaban islam.

Oleh:
Dr. rer. nat. Bintoro A. Subagyo, M.Si

Pelajaran dari Anak Suku Indian

     
       Dunia ini penuh warna. Ada beragam suku bangsa. Banyak budaya dan bahasa. Banyak hal yang bisa dipelajari bersama. Banyak ranah bisa saling berbagi dan bertukar pikiran. Banyak orang bisa saling mengenal dan bercengkrama. Sungguh, Tuhan Maha Bijaksana dengan penciptaan-Nya. Setiap suku punya kekhasan tertentu yang Tuhan anugerahkan tiada tara. Kekhasan itu bukannya hampa nilai, namun ada sisi ibrah, pesan moral, dan filosofi di balik peristiwa.
     Tersebutlah kisah proses pendidikan anak di sebuah suku pedalaman. Suku dari etnis Indian ini memiliki cara unik untuk mendewasakan anak laki-laki mereka. Ketika seorang anak dianggap sudah cukup umur untuk menjadi dewasa, maka sang anak itu akan diuji. Tidak semua anak bisa langsung disebut dewasa tanpa lulus dari tes maha berat ini. Pada malam yang telah ditentukan, si anak akan dibawa pergi oleh seorang pria yang bukan keluargaya, dengan mata tertutup. Anak tersebut dibawa jauh ke tengah hutan belantara. Saat hari sudah gelap pekat, tutup akan matanya dibuka. Kemudian sang anak akan ditinggalkan sendirian.
     Anak ini akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam komunitas jika selama malam ujian itu ia tidak berteriak atau menangis sampai pagi. Si anak harus mengikuti prosesi ini sendirian. Nyalinya benar-benar diuji. Waktu yang ditentukan itu terjadi di malam yang begitu gelap gulita, bahkan siapapun tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri. Dengan kondisi ini, para anak-anak berusia tanggung pasti sangat ketakutan.
     Si anak harus menyiapkan mental untuk menghadapi ganasnya alam. Hawa udara yang dingin. Celah-celah hutan yang mengeluarkan suara menyeramkan. Bebunyian dahan gemerisik. Tak jarang, bahkan beberapa kali terdapat suara auman serigala. Tentunya, ketakutan si anak semakin menjadi-jadi. Tetapi ia tidak punya pilihan lain, selain diam, tidak boleh berteriak, atau menangis agar lulus dalam ujian. Keringat dingin akan mengucur deras dari seluruh pori-pori tubuhnya. Jika bisa, ia akan pergunakan segala doa supaya secercah sinar mentari disegerakan muncul di ufuk timur.
    Hingga akhirnya malam yang terasa paling lama dalam kehidupan si anak itu mulai berganti perlahan. Cahaya pagi mulai tampak sedikit demi sedikit. Kini, si anak merasakan kegirangan yang tiada tara. Ia begitu gembira, lalu melihat sekelilingnya. Dan betapa kagetnya, ketika tahu ternyata ayahnya berdiri tidak jauh di belakangnya. Sejak semalam suntuk sang ayah telah siap dengan berbagai senjata melindungi anaknya dari berbagai keganasan alam. Menjaga setiap jengkal lokasi anaknya sambil terus berdoa agar si anak tidak berteriak atau menangis atau bahkan keluar hutan.
    Saudaraku, Andaikan kisah tersebut kita kaitkan dengan kehidupan. Dalam keseharian kita mengarungi beragam drama. Kita analogikan saja jika anak-anak suku Indian itu adalah manusia. Sementara ayahnya adalah Tuhan Sang Maha Perkasa. Maka betapa sering kita baru terkaget dan menyadari di akhir atau bahkan tak pernah kita sadari. Tak pernah tahu akan kehadiran Sang Maha Penjaga dan Maha Pelindung di setiap jengkal langkah kita. Tak pernah terbayang akan penjagaan dan kasih sayang-Nya.
    Tuhan senantiasa bersama para hamba-Nya. Tak pernah sedetik pun melalaikan kita. Tak juga sejenak saja Tuhan membiarkan manusia hidup tanpa petunjuk di belantara hutan kehidupan dunia. Tuhan selalu dekat dalam bagaimana pun kondisi kita. Terlalu sering justru manusia yang melupakan Tuhan. Menyalahkan Tuhan yang Maha Baik. Menuduh Tuhan telah meninggalkannya. Mengira Tuhan telah berbuat tidak adil. Menuduh Tuhan tidak peduli. Padahal, di sebalik pengetahuan manusia yang sangat terbatas, Tuhan selalu dekat dengan segenap para hamba-Nya. Tuhan sangat penyayang dan peduli.
     Dari kisah itu, kita juga bisa mengambil ibrah bahwa dalam mengarungi hidup, mutlak dibutuhkan ujian. Anak sekolah dan mahasiswa membutuhkan ujian untuk mengukur kelulusannya. Para pelamar pekerjaan juga akan diuji untuk menunjukkan kualitas mereka. Dalam dunia olahraga pun dibutuhkan tes seleksi. Ujian adalah keharusan. Ujian sebagai diferensiasi antara satu individu dengan individu lainnya. Tanpa ujian, maka di dunia akan terkesan tidak adil.
Atas beragam ujian, maka tugas kita manusia adalah menjalaninya dengan sepenuh hati. Yakini bahwa Allah tidak pernah memberi ujian diluar batas kemampuan hamba. Bahwa Tuhan tidak akan menimpakan ujian yang tidak ada hikmah dibalik itu. Bahwa ketika kita diuji, maka Tuhan sedang berada di dekat kita. Layaknya sang anak yang dalam ujiannya di malam yang pekat, ada sang ayah yang berada di dekatnya. Dialah pelindung. Bahkan sebagai imbalannya, Tuhan akan mengugurkan dosa-dosa sang hamba yang diuji, mengangkat derajat, hingga menguatkan iman dan takwanya.

(Muhammad Ridha Basri, Redaktur Majalah Kibar; mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)

 Sumber:  http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,61963-lang,id-c,hikmah-t,Pelajaran+dari+Anak+Suku+Indian-.phpx

Jangan Remehkan Perbuatan Baik Sekecil Apapun

Ibnu al Qayyim al Jauziyah berkata:

Jangan kamu rusak kebahagiaanmu dengan rasa cemas!

Jangan rusak akalmu dengan kepesimisan!

Jangan rusak keberhasilanmu dengan kepongahan!

Jangan rusak keoptimisan orang lain dengan menjatuhkan mentalnya!

Jangan rusak harimu sekarang dengan melihat hari kemarin!

Kalau kamu perhatikan kondisi dirimu, kamu pasti menemukan bahwa Allah telah memberimu segala sesuatu tanpa kamu minta.

Oleh karena itu yakinlah bahwa Allah tidak akan menghalangi dirimu dari kebutuhan yang kamu inginkan, kecuali dibalik keterhalangan itu ada kebaikan.

Barangkali saja kamu sedang tidur pulas, sementara pintu-pintu langit diketuk puluhan do'a yang ditujukan untukmu, yang berasal dari orang fakir dan miskin yang kamu bantu, atau orang sedih yang kamu hibur, atau dari orang lewat yang kamu senyum kepadanya, atau orang dalam kesempitan yang kamu beri kelapangan. Maka jangan sekali-kali memandang kecil segala perbuatan baik untuk selamanya.

Video Dokumentasi Safo (Versi Foto/Slideshow)

Deskripsi:
Kegiatan Pengenalan LDJ Fosif ( Forum Studi Islam Fisika ) ITS kepada mahasiswa baru pada acara OK2BK

Video Dokumentasi Safo (Versi Video)

Deskripsi:
Kegiatan Pengenalan LDJ Fosif ( Forum Studi Islam Fisika ) ITS kepada mahasiswa baru Fisika ITS 2015 pada acara OK2BK

Melalui Safo, Memperkenalkan Fosif ke Mahasiswa Baru

Rabu 02 September 2015, para pengurus Fosif telah mengadakan kegiatan Safo (Sambut Kenal Maba Fosif). Acara tersebut merupakan acara pengenalan Fosif kepada mahasiswa baru fisika 2015. Pada acara tersebut hadir pengurus harian dan staff Fosif 1516.

Pada acara kali ini, yang bertindak sebagai presentator adalah Firdaus Nusur dan yang bertindak sebagai operator adalah Rizqi Ahmad Fauzan. Sebelum acara dimulai, dibuka terlebih dahulu dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an yang dibacakan oleh M. Imaduddin. Peserta yang mengikuti Safo kali ini terlihat sangat antusias. Hal ini dapat ditunjukkan dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh para mahasiswa baru fisika ITS 2015 cukup kritis dan mendalam, misalnya saja pertanyaan tentang cara melindungi diri kita dari serangan yang mengatasnamakan islam seperti terorisme dan radikalisme serta pertanyaan-pertanyaan yang lain. Acara Safo diakhiri dengan muhasabah yang dibawakan oleh Gilang Baswara Anggara P. 
Pembacaan Muhasabah oleh Gilang Baswara A.P.
Peserta saat Sesi Tanya-Jawab