Dr. Yono Hadi Pramono. M. Eng. Selaku pembicara pada acara Kuantum sesi Fisikawan Muslim di bidang optik |
Telah dilaksanakan Kajian Untuk Umum (Kuantum) Fosif ITS Kamis (8/10) yang bertempat di J-103. Kajian yang dibahas terkait dengan Fisikwan Muslim di bidang optik. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Yono Hadi Pramono, M. Eng selaku ketua jurusan Fisika ITS.
Pada sesi ini, beliau mengajak kepada perenungan antara islam dan teknologi optik yang sekarang dikuasai oleh orang barat. Beliau mengingatkan bahwa ada saatnya dimana orang mengimpikan adanya suatu alat yang bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh. Pada saat itu, seorang Marconi sudah berani untuk mempresentasikan dan mewujudkan alat tersebut. Apa yang membedakan seorang Marconi dengan para ilmuwan muslim lainnya? Ternyata hanya dibedakan dengan niat dan keinginan untuk mewujudkan hal tersebut secara nyata. Pertanyaannya, apakah kita rela tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan dengan orang Barat?
Pembelajaran
fisika melalui nur (cahaya), kemudian terfokus pada studi mengenai optik yang
membahas paket gelombang energi sebenarnya telah secara eksplisit dibahas di
dunia Islam, khususnya melalui ayat-ayat Al-Quran. Bahkan sebenarnya,
perkembangan sains di dunia Barat sebenarnya terinspirasi dari sains di dunia
Islam. Namun dapat kita lihat dalam realitasnya, perkembangan sains di dunia
Barat memang lebih maju apabila dibandingkan dengan di dunia muslim. Hal ini
karena orientasi kenikmatan orang-orang Barat hanyalah kepada dunia, sedangkan
kita sebagai umat muslim harus berorientasi kepada dunia dan akhirat. Terlebih,
orang-orang Barat kebanyakan telah menafikan adanya Tuhan dan penciptaan alam
semesta. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip kita bahwa Allah adalah
pencipta semesta alam.
Lantas,
apakah kita ini merupakan umat yang tidak berilmu? Dalam Q.S. 3:191, Allah
telah menjelaskan bahwa seseorang yang berilmu adalah dia yang mengingat Allah,
baik siang maupun malam. Bahkan dari Hadits nabi, dijelaskan bahwa orang yang
melupakan Allah satu detik saja, maka ia akan mudah dimasuki pikiran negatif
oleh setan. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kita mencari ilmu yang
mendekatkan diri kita kepada Allah, karena apabila ilmu yang kita pelajari
tidak membuat iman kita bertambah kepada Allah, maka ilmu tersebut adalah
sesat.
Dari
diadakannya Kajian Untuk Umum ini, beliau berharap kita dapat menjadi seorang
pribadi fisikawan yang berilmu saja, namun tetap berpegang teguh kepada
Al-Quran dan hadits. Belajarlah untuk menambah keyakinan dan keimanan kepada
Allah. Selain itu agar bisa lebih maksimal, maka diusahakan agar kita mampu
melanjutkan studi ke luar negeri. Disamping itu, fokuskan juga agar ilmu yang
kita pelajari bisa bermanfaat bagi orang lain.