Siifah 1

Mengenal Islam secara Kaffah

Kuantum

Kehidupan Muslim Britania Raya

Safari LDJ

Fosif (LDJ Fisika) dan Forsis (LDJ Statistika)

Tatkala Menganggap Diri Lebih Baik dan Benar

Ilustrasi, Sumber: http://www.nu.or.id/onefiles/nu_or_id/dinamic/mid/1437061889.jpg

Ibrahim bin Adham suatu ketika sedang berjalan di tepi pantai. Tanpa sengaja, matanya melirik sepasang manusia berduaan dengan begitu mesranya. Terlintas di benak sufi ini bahwa sepasang kekasih itu sedang dimabuk cinta. Bukan hanya mabuk cinta, ternyata mereka juga sedang mabuk dalam arti yang sesungguhnya. Terlihat di sekeliling mereka beberapa botol minuman berseliweran, terdapat bekas botol yang baru saja selesai dikosongkan isinya. Beberapa saat, Ibrahim bin Adham terkesima dengan pemandangan yang dia lihat sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia berpikir betapa musykilnya sepasang manusia ini, bermaksiat sedemikian mudahnya, seakan tak ada dosanya.

Belajar Agama Islam Lewat Optik


 
Dr. Yono Hadi Pramono. M. Eng. Selaku pembicara pada acara Kuantum sesi Fisikawan Muslim di bidang optik

   Telah dilaksanakan Kajian Untuk Umum (Kuantum) Fosif ITS Kamis (8/10) yang bertempat di J-103. Kajian yang dibahas terkait dengan Fisikwan Muslim di bidang optik. Materi tersebut  disampaikan oleh Dr. Yono Hadi Pramono, M. Eng selaku ketua jurusan Fisika ITS.
    Pada sesi ini, beliau mengajak kepada perenungan antara islam dan teknologi optik yang sekarang dikuasai oleh orang barat. Beliau mengingatkan bahwa ada saatnya dimana orang mengimpikan adanya suatu alat yang bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh. Pada saat itu, seorang Marconi sudah berani untuk mempresentasikan dan mewujudkan alat tersebut. Apa yang membedakan seorang Marconi dengan para ilmuwan muslim lainnya? Ternyata hanya dibedakan dengan niat dan keinginan untuk mewujudkan hal tersebut secara nyata. Pertanyaannya, apakah kita rela tertinggal dalam berbagai aspek kehidupan dengan orang Barat?

Bendera Palestina Berkibar di Markas PBB, Ini Respons Israel


REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ini merupakan hari yang bersejarah bagi rakyat Palestina. Pada Rabu (30/9), bendera kebangsaan Palestina untuk pertama kalinya dikibarkan di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS). Upacara pengibaran bendera ini disaksikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Dalam sambutannya, Presiden Abbas menegaskan momentum ini. Menurut dia pengibaran bendera merupakan bukti telak bahwa kedaulatan negara Palestina merdeka diakui PBB. Bahkan, Presiden Abbas menyebutkan, pihaknya tak lagi terikat lagi oleh segala kesepakatan dengan Israel.

“Selama Israel tidak mau menghentikan ekspansi permukiman dan enggan melepaskan para tahanan Palestina, kami tak punya pilihan kecuali tak melepaskan diri dari kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, apalagi sejauh ini hanya kami yang komit,” kata Mahmoud Abbas seperti dilansir BBC, Rabu (30/9).

Terpisah, otoritas Israel justru menuduh Palestina telah menaikkan eskalasi ketegangan di Timur Tengah.
“Kami ingin dan mengimbau otoritas Palestina bertanggung jawab, menerima keinginan Israel untuk melanjutkan negosiasi langsung tanpa syarat,” kata sumber.
Pada awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB menyetujui pengibaran bendera Palestina dan Vatikan. Israel tentu saja melalui wakilnya di PBB menolak hal itu. Demikian pula dengan AS dan enam negara lainnya. Sementara 45 negara lainnya abstain.

Wakil Tetap Israel untuk PBB, Ron Prosor menegaskan, pengibaran bendera Palestina jelas-jelas upaya untuk membajak PBB. Dia mengklaim, satu-satunya jalan bagi Palestina agar bisa diakui sebagai negara merdeka, yakni melalui negosiasi-negosiasi dengan Israel.

Sumber :

Aplikasi Fisika dan Transformasi Realita

Prof Sugimin, Pemateri Kajian Umum

Kuantum, Kajian untuk Umum, acara kajian agama Islam yang rutin diadakan oleh Fosif, telah diselenggarakan pada hari Rabu (30/09/15). Bertempat di U105, dengan pemateri Prof Sugimin, kali ini Fosif menampilkan tema ‘Aplikasi Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari’. Prof Sugimin menampilkan materi dengan analogi fisika, dengan kemasan kisah beberapa pengalaman hidupnya.