Aplikasi Fisika dan Transformasi Realita

Prof Sugimin, Pemateri Kajian Umum

Kuantum, Kajian untuk Umum, acara kajian agama Islam yang rutin diadakan oleh Fosif, telah diselenggarakan pada hari Rabu (30/09/15). Bertempat di U105, dengan pemateri Prof Sugimin, kali ini Fosif menampilkan tema ‘Aplikasi Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari’. Prof Sugimin menampilkan materi dengan analogi fisika, dengan kemasan kisah beberapa pengalaman hidupnya.

    Prof Sugimin, salah satu dosen Fisika FMIPA, menarik analogi kehidupan dengan gagasan ala Fisika. Misalnya, rumus tranformasi fisika pada gejala kelistrikan. Dengan penggunaan analisa pada dunia khayal disertai bilangan-bilangan kompleks, fisikawan mencoba memodelkan gejala listrik pada dunia nyata. Setelah diperoleh hasil perhitungan di dunia khayal, maka digunakan rumus transformasi untuk mengkonversi hasil perhitungan menjadi satuan yang terukur di dunia nyata. Jika rumus transformasi dan langkah perhitungan benar, ternyata hasil perhitungan menggunakan analisa dunia imajiner memberikan nilai yang sama dengan hasil eksperimen.
Aplikasinya adalah pemahaman soal peribadatan. Agar amal-amal kebaikan kita di dunia mampu mengantarkan ke surga, maka rumus transformasi dan langkah-langkah yang dilakukan harus benar. Dalam agama Islam rumus transformasi yang benar dan dapat mengantarkan kita ke surga, sebagaimana bunyi hadits yang sering kita dengar, tak lain adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Analogi menarik lainnya adalah ada kalanya seseorang bagaikan ‘bermain di tepi jurang’, yang mirip dengan salah satu kejadian yang pernah menimpa pemateri. Apa yang harus dilakukan jika seseorang berusaha mendorong kita sehingga jatuh ke tepian? Jawabannya adalah dengan memberikan impuls, gaya tolakan, sehingga kita mampu melawan gaya dorong tadi.
Prof Sugimin pernah diberi hadiah oleh salah seorang wali calon mahasiswa ITS. Dilemanya adalah menerima ataupun menolak hadiah tersebut sama-sama punya konsekuensi yang kurang baik. Dengan bijaksana, Prof Sugimin menerima hadiah tersebut, untuk lalu diberikan ke pihak ITS sebagai investaris ITS. Inilah contoh ‘impuls tolakan’ sebagaimana analogi tersebut. “Dalam keadaan beberapa pihak berusaha menjatuhkan dosen dengan mencari-cari kesalahan yang kami miliki, seperti yang lazim terjadi di sekitar waktu tersebut, bayangkan saja jika saya menerima dan menggunakan hadiah tersebut secara pribadi.” Kenang Prof Sugimin. “Mungkin saja saya sudah tidak berada di ITS sekarang.” Dengan kata lain: jika Prof Sugimin tidak menangani masalah tadi dengan baik, mungkin saja sekarang Prof Sugimin telah terjatuh ke jurang.
Prof Sugimin sesungguhnya bahkan hanya menampilkan sebagian kecil aplikasi yang mungkin. Pada akhirnya, dengan beberapa analogi sederhana, dapat ditarik kesimpulan dan banyak kiat dalam menangani masalah sehari-hari. Dalam sebagian kasus, beberapa aspek religius sekalipun dapat dimodelkan ala fisika.
Kuantum sebagai prodak Fosif, secara umum mencoba memperlihatkan dan mengenalkan aspek-aspek religius dari perspektif berbeda. Bukan hanya secara ilmiah atau dari perspektif sains, namun terkadang juga dari aspek analogi model terhadap kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara khusus, pesan dari acara Kuantum minggu ini adalah Fisika dapat dijadikan model dari kehidupan nyata, termasuk ketika ditinjau dari aspek religius dan spiritual kehidupan.